Senin, 29 November 2021

Kajian Zuriyat


Pendahuluan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), empiris ini didefinisikan dengan berdasarkan pengalaman, ialah ilmu pengatahuan yang diperoleh dari suatu penemuan, percobaan, serta juga pengamatan yang telah dilakukan. Empiris ini juga diartikan ialah sebagai ilmu yang bertitik tolak pada pengalaman indrawi.

Ilmu hanya membatasi hal-hal yang berbeda dalam batas pengalaman kita karena fungsi ilmu dalam hidup manusia. Ilmu sebagai alat bantu manusia dalam menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi nya sehari-hari.

Belajar Menulis

Salah satu cara untuk melihat eksistensi dan kebermanfaatan seseorang adalah dari sumbangan pemikirannya. Sekecil apapun pemikiran itu pastilah sangat berpengaruh terhadap perkembangan. Lalu, bagaimana caranya agar pemikiran itu bisa sampai dan membawa manfaat untuk banyak orang? Ya, caranya adalah dengan mengabadikan pemikiran tersebut. Mengabadikan pemikiran? Caranya bagaimana? Caranya, melalui tulisan.

Menulis merupakan literasi yang memiliki tingkatan paling tinggi setelah mendengar, berbicara, dan membaca. Oleh karena itu, menulis bukanlah hal yang mudah, perlu kerja keras untuk dapat menghasilkan sebuah tulisan. Meskipun menulis bukan hal yang mudah, kita tetap harus menulis sebagai bukti bahwa kita turut serta memberikan sesuatu untuk peradaban. Sebagai seorang manusia sebaiknya keberadaan kita saat ini dapat memberi kebermanfaatan.

Blog Kajian Zuriyat

Penulis dapat membuat Kajian Zuriyat, bukan disebabkan tingginya ilmu pengetahuan bidang sastra anak keturunan atau zuriyat. Penulis hanya menyalurkan hobi menulis, sesuai dengan kemampuan dan kecintaan penulis kepada salah unsur kekerabatan yaitu zuriyat.

Pengertian zuriyat adalah anak keturunan, anak cucu, generasi. Mempunyai zuriyat menghasilkan keturunan, mempunyai anak cucu.

Kajian Zuriyat sebuah blog yang penulis kelelola menyajikan informasi, Siapa puyang Tande? Untuk menelusuri siapa sesungguh nama Puyang Tande, menulis berusaha mengumpulkan data-data sebagai berikut :
  • Penuturan kata dari Ibunda kami Nafisyah bin pugok Wakif, bahwa puyang Tande adalah leluhur yang melahirkan gugok kurungan dahat, termasuk kita dan nama puyang Tande sebenarnya tidak disebutkan oleh Ibunda kami.
  • Penuturan kata dari adinda Milnan bin Mang Daud, bahwa puyang Tande adalah bernama Tande Mukmin dengan gelar Tuan di Pulau.
  • Penuturan kata dari Benson Wajedi bin Balkanor, bahwa puyang Tande adalah bernama Kerincing / Kerinci.
Bagi pengunjung yang ingin mendapatkan informasi lengkap yang kami sajikan di blog Kajian Zuriyat silahkan kunjungi di tautan ini : https://zuriyatkenaraf.blogspot.com

Penutup

Tulisan ini hanya sebatas yang kami tahu, apabila ada silang pendapat dan ada silang pemahaman mohon kiranya dimaklumi. Dan semoga kajian yang penulis sajikan diblog  Kajian Zuriyat dapat dijadikan salah satu referensi dan salah satu literasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Perantauan dari desa Jiwa Baru - kec. Lubai - kab. Muara Enim - prov. Sumatera Selatan